Batam — Dalam rangka memperluas cakupan layanan dan memperkuat posisi di pasar domestik maupun lintas negara, perusahaan asuransi perjalanan Amanyaman menetapkan Kota Batam sebagai titik strategis dalam agenda ekspansi nasionalnya. Hal ini ditegaskan oleh General Manager Amanyaman, Rialita Lubis, dalam sebuah forum industri pariwisata yang digelar di Batam dan dihadiri oleh pelaku usaha, otoritas daerah, serta pemangku kepentingan sektor perjalanan.
Menurut Rialita, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Amanyaman untuk mengintegrasikan asuransi perjalanan ke dalam keseharian masyarakat yang semakin aktif bergerak, baik untuk keperluan wisata, bisnis, maupun mobilitas lintas batas. Ia menekankan bahwa asuransi perjalanan bukan lagi sekadar tambahan, melainkan kebutuhan esensial di era modern yang penuh ketidakpastian.
“Amanyaman hadir bukan hanya untuk menjual produk, tetapi menjadi mitra perjalanan yang mampu memberi rasa aman bagi masyarakat. Kami menawarkan perlindungan menyeluruh — dari risiko kesehatan, pembatalan perjalanan, hingga kehilangan barang — yang seringkali diabaikan, padahal krusial,” jelas Rialita.
Batam dipilih karena posisinya yang unik sebagai hub industri dan pelabuhan internasional yang menghubungkan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia. Selain menjadi pintu gerbang kawasan ASEAN, kota ini juga mengalami lonjakan kunjungan wisata dan perjalanan bisnis pascapandemi. Hal ini menciptakan peluang besar bagi pertumbuhan produk asuransi perjalanan yang inovatif dan adaptif.
Ekspansi ke Batam sejalan dengan misi Amanyaman untuk meningkatkan literasi asuransi di kalangan urban dan generasi muda yang aktif bepergian namun kerap mengesampingkan perlindungan risiko. Dalam forum tersebut, Amanyaman juga menjalin kemitraan dengan agen perjalanan lokal dan pemerintah daerah untuk memperkuat edukasi publik serta memperluas jaringan distribusi.
Dengan mengedepankan pendekatan kolaboratif dan solusi yang berbasis pada kebutuhan pengguna, Amanyaman optimistis dapat memperluas pangsa pasar dan mendorong perubahan budaya — dari sekadar bepergian, menjadi bepergian dengan perlindungan. Di tengah dinamika mobilitas global yang kian kompleks, Amanyaman menempatkan diri sebagai simbol ketenangan dan kepastian.(Yanti)

