BATAM — Tourism Authority of Thailand (TAT) Indonesia kembali memperkuat eksistensinya di kawasan Asia Tenggara dengan mengusung strategi pariwisata berbasis kemitraan dan inklusivitas. Melalui keikutsertaannya dalam ajang Muslim Business Trip (MBT) Table Top 2025 yang diselenggarakan di Batam, TAT Indonesia menegaskan peran aktifnya dalam membangun konektivitas lintas negara, khususnya dengan para pelaku industri pariwisata Indonesia.
Forum table top yang berlangsung dinamis ini tidak hanya menjadi ajang temu bisnis, tetapi juga panggung strategis bagi TAT dalam menyampaikan narasi pariwisata Thailand yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan wisatawan Muslim Indonesia. Fokus utama yang diangkat meliputi destinasi halal-friendly, akomodasi bersertifikasi halal, serta paket wisata yang cocok untuk keluarga dan pengalaman budaya otentik.
Dalam forum ini, TAT Indonesia memaksimalkan kesempatan untuk menjalin relasi langsung dengan puluhan agen perjalanan dari berbagai provinsi. Proses komunikasi yang terjalin berjalan hangat dan produktif, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari pihak-pihak lokal terhadap potensi kerja sama dengan Thailand. Selain itu, masukan yang diperoleh dari para agen sangat bermanfaat dalam merumuskan pendekatan promosi yang lebih tersegmentasi, sesuai dengan karakteristik pasar Indonesia yang begitu beragam.
Kegiatan ini juga menjadi refleksi dari arah kebijakan promosi pariwisata Thailand yang semakin inklusif dan terarah. Dengan menggandeng mitra lokal, TAT berupaya memastikan bahwa Thailand tetap menjadi destinasi pilihan utama bagi wisatawan Muslim yang mencari kenyamanan, keamanan, dan nilai-nilai spiritual dalam setiap pengalaman berwisata mereka.
Namun demikian, TAT Indonesia juga mencatat beberapa hal yang perlu ditingkatkan untuk optimalisasi efektivitas forum ke depan. Salah satunya adalah keterbatasan waktu dalam sesi presentasi, yang membuat penyampaian informasi harus dilakukan secara singkat dan padat. Tantangan lainnya terletak pada keberagaman kebutuhan pasar tiap agen, yang menuntut pendekatan promosi yang lebih fleksibel dan personal.
Sebagai solusi, TAT Indonesia mengusulkan agar panitia penyelenggara ke depannya dapat memberikan informasi awal mengenai profil dan preferensi masing-masing peserta. Hal ini akan memungkinkan para exhibitor, termasuk TAT, untuk menyesuaikan materi promosi mereka dengan lebih tepat. Penambahan durasi sesi one-on-one meeting juga dianggap krusial agar proses negosiasi dan penjajakan kerja sama dapat berlangsung lebih mendalam.
Partisipasi TAT dalam MBT Table Top Batam menjadi bagian dari strategi berkelanjutan Thailand dalam membangun “soft power” pariwisata melalui kolaborasi regional. Ini adalah bagian dari upaya jangka panjang Thailand untuk merangkul komunitas Muslim di Indonesia, yang merupakan salah satu pasar outbound terbesar di Asia Tenggara.
Dengan fondasi sinergi yang semakin kuat antara pemerintah dan pelaku industri pariwisata kedua negara, Thailand optimis dapat terus menghadirkan pengalaman wisata yang tidak hanya menarik secara visual dan kultural, tetapi juga nyaman, ramah, dan sesuai nilai-nilai kepercayaan para wisatawan Muslim Indonesia.
Willyen
Marketing – Tourism Authority of Thailand Indonesia
Jakarta Office. (Yti)
